Temanku adalah ?
Cara Unik Kakak Perempuan Menyayangi Adik Laki-Laki
7 Cara Supaya Kakak dan Adik Selalu Rukun
Belajar Dari Lubang Paku
Seorang anak yang memiliki kondisi temperamen yang begitu buruk. Lalu ia diberikan sebungkus paku yang dari ayahnya. Ayahnya berkata jika anak tersebut sedang dalam kondisi marah ia harus memukul paku ke pagar.
Hari
pertama ia menancapkan paku sebanyak 37. Namun seiring berjalannya waktu paku
yang ia tancapkan ke pagar mulai berkurang. Hingga pada suatu waktu ia berhasil
tidak menancapkan paku ke pagar.
Keberhasilan
yang ia lakukan diceritakan kepada ayahnya. Sang ayahnya mulai memberikan perintah
kembali untuk mencabut semua paku yang ia tancapkan di pagar sebelumnya. Lalu
ketika anak tersebut telah menyelesaikan tugasnya, ia kembali menceritakan
kepada ayahnya.
Lalu
ayahnya mengajaknya keluar untuk melihat pagar tersebut dan berkata “bagus nak
kamu sudah menyelesaikan tugasmu dengan baik. Kamu sudah berhasil menguasai
rasa amarahmu juga. Tapi bagaimana dengan pagar tersebut masih tetap ada lubang
yang tersisa dari tancapan paku itu?” Tanya sang ayah kepada anak.
Lalu
ayah tersebut mulai memberikan penjelasan singkat dengan berkata “lubang paku
ini seperti amarah yang kau lontarkan kepada orang lain naik. Mungkin kau berhasil meminta maaf kepadanya dan tak
akan mengulanginya. Namun apakah luka yang akan
mereka terima bisa dengan cepat sembuh?” Ucap ayah tersebut.
Dari
cerita tersebut kita bisa belajar jika ucapan dan tindakan yang didasari oleh
rasa amarah hanyalah akan memberikan bekas luka kepada orang lain. Meski mereka
memberikan ucapan maaf kepada kita ketika permintaan maaf kita lontarkan.
Namun
apakah kita bisa menjamin luka yang mereka rasakan dari ucapan atau tindakan
yang kita lakukan atas dasar amarah bisa sembuh, mungkin tidak. Bukan bagaimana
cara mereka memberikan ucapan
pengampunan kepada kita.
Tapi
bagaimana kita mengendalikan emosi hingga tak menyakiti orang lain. Mungkin
lidah adalah salah satu bagian tubuh yang terbilang tidak membunuh orang lain.
Akan tetapi ucapan yang keluar dari mulut kita terkadang adalah salah satu
senjata yang menyakiti orang lain tanpa kita sadari.
Maka
dari itu mengontrol emosi adalah kunci untuk tidak menyakiti orang sekitar
kita. Semua butuh tahap, namun jika kita berusaha tentunya hasil pengendalian
emosi dalam diri juga akan lebih mudah tercapai.
Sumber:
Photo by Pixabay
Celah Kecil Pada Kepompong Kupu-kupu
Suatu hari ada seorang pria menemukan kepompong kupu-kupu. Ia kemudian membawanya pulang untuk melihat bagaimana perkembangan yang dilakukan oleh kupu-kupu dalam kepompong tersebut. Selang beberapa waktu kepompong tersebut mulai menunjukkan celah.
Setelah
beberapa waktu kemudian kupu-kupu dalam kepompong mulai mengeluarkan sayap
secara perlahan. Namun siapa sangka dalam proses tersebut, kupu-kupu mulai
mengalami permasalahan yaitu sayapnya tersangkut karena celah yang ada pada
kepompong hanyalah dalam ukuran kecil.
Pria
yang sedang mengamati perkembangan kupu-kupu tersebut mulai mencoba untuk
membantunya. Ia mengambil tindakan untuk memperlebar celah pada kampong
tersebut. Alhasil kupu-kupu tadi bisa keluar tanpa adanya kendala.
Namun
tak disangka jika masalah baru kembali datang terhadap kupu-kupu tersebut.
Sayap yang kupu-kupu miliki menjadi lemah dan tak bisa mengepak. Ternyata
kesalah terjadi ketika pria tersebut mulai membuat celah yang lebih besar pada
kepompong.
Siapa
sangka jika proses kendala yang dialami oleh kupu-kupu ketika mengeluarkan
sayap yang dimiliki adalah salah satu cara Tuhan untuk adanya cairan dari tubuh
ke sayap.
Jika
dilihat dari sisi kupu-kupu kita juga bisa mendapatkan pesan moral yaitu apa
pun permasalahan atau tantangan yang sedang dihadapi sebaiknya selesaikan
dengan tenaga pribadi. Memang betul terkadang ada orang yang berniat baik
membantu.
Terima
saja bantuan mereka tanpa mengecewakan, namun juga ingat jika dirimulah yang
bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Bantuan orang lain hanyalah dorongan
kecil yang akan memperkuat langkahmu.
Namun
tetap saja semua kembali pada dirimu sendiri. Dibalik setiap rintangan pasti
ada jalan keluar. Tentunya setiap rintangan maupun masalah juga bisa memberikan
pembelajaran, pengalaman dan juga keberanian. Apa pun masalahnya, tetaplah
bahagia agar bisa menemukan solusinya.
Sumber:
Photo by Pixabay
Jangan Buang Waktumu Untuk Mengeluh
Pada sebuah desa hidup seorang cendekiawan, di mana setiap hari cendekiawan tersebut menerima keluhan yang diucapkan oleh banyak warga desa. Hal tersebut terus berulang-ulang hingga membuat cendekiawan melakukan sebuah tindakan.
Ia
mulai mengumpulkan semua orang desa dan menceritakan sebuah lelucon. Semua
orang ketika tertawa dengan lelucon yang dibawakan cendekiawan tersebut. Hari kedua
cendekiawan kembali mengumpulkan orang-orang desa kembali.
Cendekiawan
tersebut masih menceritakan lelucon yang sama dengan hasil akhir para penduduk
desa menjadi tertawa terpingkal-pingkal. Hari ketika cendekiawan kembali
menceritakan lelucon yang sama. Namun respons yang diberikan oleh penduduk desa
sedikit berbeda dari dua hari sebelumnya.
Salah
satu penduduk desa mulai bertanya kenapa cendekiawan membacakan cerita lelucon
yang sama. Mereka merasa bosan dengan lelucon yang sama dan dibacakan oleh
cendekiawan tersebut.
Cendekiawan
pun menjawab dengan sedikit kalimat “jika pada lelucon yang sama kalian bisa
bosan dan tak bisa tertawa kembali, namun kenapa dengan masalah yang sama tetap
saja bisa buat kalian menangis,”
Artinya
penduduk desa tersebut terlalu memikirkan satu masalah dalam hidupnya tanpa
mencari jalan keluar. Yang mereka hanyalah mengeluh, mengeluh dan mengeluh
tanpa ada tindakan.
Tanpa
sadar kita juga sering seperti para penduduk desa yang suka mengeluh terhadap
masalah yang sedang di hadapi. Bahkan kita kerap berfokus terhadap masalah
bukan bagaimana cara untuk menyelesaikannya.
Hal
inilah yang membuat kita tetap berada diposisi yang sama. Jika mungkin kita
berani mencoba untuk menyelesaikan masalah. Maka mungkin saja kebiasaan
mengeluh sudah tidak ada dalam diri kita.
Ayo
mulai sekarang cobalah untuk lebih banyak mencari jalan keluar dari masalah
daripada berpusing ria terhadap permasalahan yang sedang dialami dan tak
memikirkan bagaimana cara menyelesaikannya.
Sumber:
Photo by Andrey Grushnikov
Buah Kebaikan
Suatu hari diceritakan ada sebuah rumah di tengah hutan yang dihuni oleh seorang ibu dan anak. Anak dari ibu tersebut terbilang masih dalam usia kecil. Pada waktu berikutnya anak tersebut berada di halaman rumah untuk bermain.
Pada saat yang bersamaan datanglah seekor rusa. Rusa tersebut berusaha memasukkan tanduknya ke dalam pakaian sang anak kecil tadi. Sehingga anak kecil tersebut seperti terangkat di atas tanduk rusa. Seketika anak tersebut ketakutan terhadap rusa dan menangis sambil berteriak memanggil ibunya.
Secara
refleks sang ibu keluar dari rumah dan mulai melihat yang terjadi. Tak disangka
anak tersebut sudah dibawa lari ke dalam hutan oleh rusa. Sang ibu sekuat
tenaga berusaha mengejar rusa tersebut masuk ke dalam hutan.
Namun
sampai di dalam hutan, anak kecil yang dibawa rusa tersebut sudah berada di
area rerumputan luas dan bermain seperti biasanya. Sang ibu begitu bahagia
telah menemukan anaknya dan mulai menggendong anaknya.
Mereka
kembali pulang ke rumah yang ditinggali. Namun apa yang terjadi, ternyata rumah
tersebut telah tertimpa oleh pohon besar. Tentunya kondisi rumah tersebut
menjadi rata luluh rantak. Sang ibu mulai berpikir jika ia masih di dalam tanpa
mengejar sang anak apa yang akan terjadi padanya.
Seketika
ia ingat pada beberapa tahun sebelumnya ia menyelamatkan anak rusa dari incaran
pemburu. Ibu tersebut menutupi anak rusa dengan berbagai macam kain agar tak
ketahuan oleh para pemburu. Ketika para pemburu sudah tiada di tempat tersebut,
sang ibu mulai mengambil kain yang menutupi rusa dan mulai melepaskan rusa
tersebut ke dalam hutan.
Tanpa
disangka jika rusa yang membawa anaknya tadi adalah anak rusa yang telah ia
selamatkan dulu. Seakan-akan anak rusa tersebut berusaha untuk mengucapkan
terima kasih kepada sang ibu dengan cara membawa anaknya lari ke hutan untuk
menyelamatkan keluarga ibu dari hatman pohon tumbang.
Dari
kejadian tersebut ibu berkata kepada sang anak jika membantu semua makhluk
ciptaan Tuhan meski sekecil apa pun kelak tetap akan berbalik pada diri kita.
Dari
cerita kecil tersebut kita juga bisa belajar bagaimana pentingnya untuk
membantu makhluk Tuhan tanpa membedakan hal apa pun. Sebab semua benih kebaikan
yang kita tanamkan kelak akan kita tuai di kemudian hari.
Jika
tidak kita yang menuai, mungkin yang akan menuai adalah anak cucu kita kelak.
Tidak akan rugi untuk membantu ciptaan Tuhan. Oleh karena itu jangan ragu untuk
membagi kebaikan.
Sumber:
Photo by Lisa Fotios
Sebuah Lompatan Yang Mengubah Segalanya
Diceritakan ada sebuah kotak, di mana kotak tersebut ternyata di dalamnya terdapat seekor belalang. Ternyata belalang tersebut sudah berada di dalam kotak tersebut dengan kurun waktu yang begitu lama.
Suatu hari belalang tersebut telah berhasil keluar. Karena sudah keluar dari kotak yang selama ini mengurungnya. Belalang tersebut merasa penuh kebahagiaan dirinya, akhirnya yang selama ini ia nantikan tercapai juga.
Kebahagiaan yang belalang miliki
diespresikan lewat lompatan yang dilakukannya kesana-kemari. Hingga suatu saat
ia bertemu dengan kawanan belalang lainnya. Di mana belalang yang ia temui
ternyata mampu melakukan lompatan yang jauh lebih tinggi dan lebih panjang.
Belalang yang dahulunya di dalam kotak penasaran
apa rahasia yang dari lompatan tinggi dan panjang dari belalang lainnya. Dengan
penuh rasa penasaran dan keberanian akhirnya belalang yang tadinya dalam kotak
tersebut bertanya kepada kawanan lainnya.
“Apa yang membuatmu bisa melompat lebih tinggi
dan lebih jauh dari aku, padahal jika dilihat dari usia dan ukuran tubuh kita
masih sama, apa rahasianya ,?” Tanya belalang dengan rasa penasaran. Dengan
perkataan tersebut kawanan belalang lainnya merasa terheran-heran dan mulai
menjawabnya.
“Selama ini kamu di mana, sudah sewajarnya
belalang yang berada di alam bebas bisa melakukan apa yang aku lakukan ini,”
jawab belalang dengan lompatan jauh tadi. Seketika jawaban tersebut membuat
sadar belalang yang terbebas dari kotak mulai tersadar.
Ia merasa terlalu lama menyerah dengan keadaan,
membuang waktu, tidak percaya diri dan penuh ketakutan untuk mencoba.
Tahukah kalian jika kondisi belalang dalam kotak tersebut juga kerap kita alami. Di mana kegagalan, ucapan, cemoohan, tanpa dukungan orang lain dan masih banyak lagi kerap kita alami. Kita kerap kali membatasi diri dan tak berani mencoba karena tidak ada dukungan dari luar.
Kita terlalu terpaku terhadap ucapan orang lain
dan mulai mengubah pola pikir kita seakan-akan apa yang belum kita coba pasti
akan mendapatkan hasil yang buruk. Sehingga ketika ada orang lain bisa kita
mulai penasaran apa rahasianya.
Padahal keberanian, pantang menyerah, sabar dan
semangat dalam keadaan apa pun adalah
beberapa faktor yang bisa membuat kita menjadi lebih dekat dengan gerbang
kesuksesan, lho. Yuk ubah pola pikir kita untuk lebih berani dalam mengambil
langkah awal lebih dekat dengan kata sukses.
Jadi
jangan takut untuk mengambil risiko. Kadang kalau tidak mencoba, kita tak tahu
akan hasilnya. Seperti yang ditulis oleh Nicholas Marpaung di buku “Kancil
Loncat Meloncat Lebih Tinggi”. Buku ini menjelaskan agar kita harus berani
“nyebur” dan jangan pilih-pilih dalam pekerjaan agar bisa menggapai kesuksesan
yang diharapkan.
Postingan Unggulan
Langkah Pertama Menuju Cahaya
D i sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau dan sungai jernih, hiduplah seorang gadis bernama Sari. Sari adalah gadis yang ...
Popular Posts
-
D i sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh hutan hijau dan sungai yang jernih, hidup tiga gadis yang beranjak dewasa. Mereka bernama Aria, ...
-
D i sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau dan sungai jernih, hiduplah seorang gadis bernama Sari. Sari adalah gadis yang ...
-
D i sebuah kota kecil bernama Cinta Bumi, tiga gadis remaja, Rani, Sari, dan Lila, menjalin persahabatan yang erat. Mereka bertiga adalah sa...
-
T ari bungong jeumpa dari Nanggroe Aceh Darussalam memiliki makna semangat dan keindahan dari tanah Aceh. Nama bungong jeumpa berasal dari b...
-
Dari nilai 1 sampai 10 penulis memberikan nilai 9,5 untuk Game ini. dengan pertimbangan : 1. Ada banyak permainan. 2. Permainan ini fok...
-
Musik bukan hanya berpengaruh pada kecerdasaan anak tapi juga memiliki dampak psikologis. Bukan hanya musik klasik karya Mozart, namun stimu...
-
... " sahabat dimanapun kau kan berada, ingat ketika terselip sepi dan duka dihatimu, asna disini selalu merindukanmu " 😉 -------...
-
(っ◔◡◔)っ ♥ Barakallah fii umrik untuk putri kecilku tersayang. Asna Susanto Tetaplah menjadi yang terbaik dan jadilah anak yang berbakt...
Doa Harian
Doa Naik Kendaraan Darat
Doa Naik Kendaraan Laut Dan Udara
Doa Penutup Majelis
Doa Sebelum Belajar
Surat Pendek
An-Nazi’at (46)
‘Abasa (42)
At-Takwir (29)
Al-Infithar (19)
Al-Muthaffifin (36)
Al-Insyiqaq (25)
Al-Buruj (22)
Ath-Thariq (17)
Al-A’la (19)
Al-Ghasyiyah (26)
Al-Fajr (30)
Al-Balad (20)
Asy-Syams (15)
Al-Lail (21)
Ad-Dhuha (11)
Al-Insyirah (8)
At-Tin (8)
Al-‘Alaq (19)
Al-Qadr (5)
Al-Bayyinah (8)
Al-Zalzalah (8)
Al-‘Adiyat (11)
Al-Qari’ah (11)
At-Takatsur (8)
Al-Ashr (3)
Al-Humazah (9)
Al-Fil (5)
Al-Quraisy (4)
Al-Ma’un (7)
Al-Kautsar (3)
Al-Kafirun (6)
An-Nashr (3)
Al-Lahab (5)
Al-Ikhlash (4)
Al-Falaq (5)
An-Nas (6)
Download Game
Game Honey Trouble
Snap The Pac 3D
Game Tux Paint
Game Prezzie Hunt
Game Super Mario 63
Game New Super Mario
Game TuxTyping
Game Ginkgo Paint
Game Catch The Bears
Game Dumbow and Cool
Game LEGO Digital Designer
Game Ray's Letters and Numbers
Game Tom Andm Jerry Bowling
Game Animal chase
Game Battle Painters
Game Follow The Dragon
Game LaserAge Gold
Game GCompris